Jumat, 20 November 2020

"From Zero to Hero: Memaksimalkan Potensi Untuk Meraih Prestasi"

"H2C - Hello Hero Challenge"

"From Zero to Hero: Memaksimalkan Potensi Untuk Meraih Prestasi"

Nama                           : Amin, SE

Guru                            : Produktif OTKP

Asal Sekolah               : SMK Negeri 1 Haurwangi

Banyak orang yang tidak percaya diri dalam rangka menggapai cita-citanya dengan menggunakan berbagai macam alasan, yang dibutuhkan orang-orang seperti itu hanyalah sebuah kata penyemangat atau kata yang mengembalikan kepercayaan dirinya. Kepercayaan yang mengarah pada pencapaian, tidak ada yang bisa dilakukan tanpa harapan dan keyakinan. Setiap manusia memiliki keyakinan dan kemampuan untuk meraih prestasinya yang sudah direncakan sejak jauh hari. Prestasi orang berkembang seiring kebutuhan dan realitas yang dihadapinya. Dia sadar bahwa dengan ketekunannya dalam tujuan itu dapat berbuah prestasi yang diinginkannya. Tidak perduli seberapa besar atau kecilnya prestasi yang kita raih, semuanya ditentukan oleh faktor kuatnya keinginan.

Upaya dalam menunjang pencapaian dalam sebuah prestasi diperlukan pengembangan potensi diri yang maksimal dalam melaksanakan sesuatu yang diharapkan untuk meraihnya. Didalam memaksimalkan potensi diri perlu mencari tahu kekuatan/keunggulan serta kelemahan diri atas kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk mengoptimalkan potensi diri manusia perlu adanya pengembangan serta melatihnya, karena potensi dasar setiap individu terpendam dalam diri maka perlu pengalaman serta upaya untuk mengembangkan potensi tersebut salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan.

Jangan pernah berhenti untuk berinovasi, terus berkarya semampu yang kita bisa. Itulah prinsip yang dipegang sosok Hendri Kurniadi sampai saat ini. Beliau merupakan guru kimia dari SMKN 1 Haurwangi Kabupaten Cianjur, mengawali karir mengajar dari tahun 2011. Setelah menyelesaikan S1 dengan mengambil jurusan Pendidikan Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kemudian pada tahun 2014 melanjutkan S2 di UPI dengan Jurusan yang sama setelah itu menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada tahun 2017 di UPI dengan Jurusan Teknik Kimia. 

Selain mengajar ia aktif pada organisasi MGMP Kimia Kabupaten Cianjur sebagai Wakil Ketua, kemudian IGI Cianjur serta ikut dalam Asosiasi Guru Kimia Indonesia (AGKI). Kecintaan terhadap bidang pendidikan, ia aktif dalam pengembangan inovasi dalam pembelajaran kimia.

Gambar 1. Dokumentasi Penyerahan Penghargaan Innovatif Competition

Pada tahun 2016, beliau meraih Juara ke-3 Innovatif Teacher Competition Tingkat Provinsi Jawa Barat dan diberikan kesempatan untuk mempelajari kebudayaan serta pendidikan di negara Singapura dan Malaysia. Di tahun yang sama pernah menjadi finalis Lomba Inovasi Pembelajaran (INOBEL) yang di selenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 2017, meraih Research Grant dari Seameo Qitep in Science (SEAQIS) dan pada tahun 2018 mendapatkan Hibah Penelitian dari SEAMOLEC pada pengembangan inovasi pembelajaran untuk Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). 

Semua prestasi yang beliau raih pasti ada perjuangan dan kegagalan-kegagalan dalam menjalani proses sampai saat ini, beliau pernah mengalami kegagal beberapa kali dalam hidupnya, akan tetapi tekadnya yang kuat dan gigih akhirnya beliau bisa menaklukan semua kegagalan tersebut dengan terus mengupgrade dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan dan pelatihan yang di tekuni sampai beliau bisa mendapatkan segudang prestasi.

Tidak puas akan apa yang dicapai, ia selalu megikuti pelatihan-pelatihan dalam bidang kimia, pendidikan dan teknologi, hal ini dilakukan untuk mengupgrade pengetahuan, karena inovasi akan muncul apabila kita mengikuti perkembangan jaman. Saat ini beliau sedang mengikuti suatu pelatihan teknologi Virtual Reality (VR) untuk menunjang pendidikan dengan media pembelajaran yang terbarukan, karena penggunaan VR dalam pendidikan dapat membuat siswa berada dalam dunia virtual secara penuh dengan minim distraksi dan skenario belajar tanpa batas, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi siswa. Selain itu, proses pembelajaran berbasis VR dapat memberikan pengalaman yang lebih mendalam sehingga dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri mereka sendiri.


Suatu ketika beliau pernah bercerita kepada saya tentang Guru dan Filosofi Kopi. Dalam minuman kopi pada dasarnya terdiri dari 3 unsur: 1. Kopi, 2. Gula, dan 3. Rasa. Didalam filosofi kopi digambarkan sebagai berikut: Kopi (Orang tua/Wali), Gula (Guru), dan Rasa (Siswa). Kasus pertama, jika kopi terlalu pahit, siapa yang disalahkan? Gulalah yang disalahkan karena terlalu sedikit hingga “rasa” kopi pahit. Kasus kedua, jika kopi terlalu manis, siapa yang disalahkan? Gula lagi karena terlalu banyak hingga “rasa” kopi terlalu manis. Kasus ketiga, jika takaran kopi dan gula pas (balance), siapa yang di puji? Tentu semua akan berkata, “Kopinya mantap”. Kemana gula yang mempunyai andil membuat “rasa” kopi menjadi mantap? Itulah guru yang ketika, “rasa” (siswa) terlalu manis (menyebabkan diabet) atau terlalu pahit (bermasalah) akan dipersalahkan. Tetapi ketika “rasa” mantap atau berprestasi maka orang tualah yang akan menepuk dadanya, “Anak siapa dulu”. Dari filosofi kopi ini kita bisa ambil maknanya bahwa untuk menjadi seorang guru kita harus Ikhlas seperti “Gula” yang larut tidak terlihat tapi “sangat bermakna”.

#Creative, Innovative, Collabirative: Tikomdik Empowers to Educate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar